DPRD Minta Biaya SOA Perbatasan Dari Kementerian Dianggarkan Sampai Ketitik Sasaran

Daerah257 Dilihat

TANJUNG SELOR – Subsidi Ongkos Angkut (SOA) barang ke wilayah perbatasan untuk tahun ini diakui besaran anggaran nya menurun dari tahun anggaran sebelumnya. Hal itu sudah pula disampaikan oleh Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Utara ke Kementerian Perhubungan melalui bidang penerbangan perintis.

Terkait tekhnis sehingga terjadi penurunan, itu yang menjadi persoalan, dikarenakan pihak kementerian masih menunggu laporan progres pencapaian dari pelaksanaan kegiatan tahun 2022 lalu

“Pihak kementerian terkait juga sudah menyampaikan idan mengakui tidak mengetahui apa saja rincian programnya, ” kata Yakob Palung, anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Utara, kepada media ini, Sabtu, 11/2/2023.

Untuk pelaksana SOA ini tambah Yakob Palung, pelaksananya ada di Koordinator Wilayah yang posisinya ada di Kota Tarakan. Harapan nya untuk Korwil tersebut ada sinergisitasnya dengan pemerintah provinsi Kalimantan Utara.

Terutama ke Dinas Perindustrian perdagangan dan Koperasi, supaya yang selama ini menjadi aspirasi masyarakat perbatasan bisa terakomodir dengan baik.

“Sesuai aspirasi masyarakat yang disampaikan kepada kami kebanyakan barang-barang subsidi melalui program jembatan udara (Jembara) dengan anggaran APBN tidak tersalurkan dengan baik, ” imbuh Yakob Palung tanpa merinci apa saja persoalan dimaksud.

Yang diketahui hanya jumlah kuantitasnya yang sangat luar biasa, yaitu ratusan ton. Sayangnya, masyarakat yang harusnya menjadi sasaran dari subsidi barang murah tersebut selalu saja bertanya dimana barang-barang itu.

“Ini yang menjadi pemikiran mendasar kenapa perlu adanya evaluasi terkait dengan teknis pendistribusian barang tersebut kepada masyarakat nya secara langsung. Dimana permasalahan itu juga sudah disampaikan oleh Komisi III kepada kementerian terkait, ” tambah Yakob Palung.

Kalau bisa lanjut nya lagi, jangan sampai estimasi perencanaan anggaran nya hanya sampai di Bandara saja. Bila memungkinkan SOA tersebut dianggarkan sampai ketitik distribusi terjauh dari Bandara.

“Bila kita berbicara Krayan di Kabupaten Nunukan wilayah nya sangat luas dan terpencar, ada lima kecamatan disana. Jadi untuk menjangkau pelosok-pelosok atau perkampungan terjauh dari bandara Yupai Semaring, ” imbuh Yakob Palung lagi.

Kenapa?, Karena secara otomatis saat pengangkutan barang akan ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan. “Kalau bisa ada hitung-hitungan SOA nya, agar harga barang di pedesaan dan di ibukota kecamatan bisa seragam, ” tutur Yakob.

Bayangkan untuk ongkos angkut barang per item dari bandara menuju titik sasaran perkilogramnya mencapai Rp 3.000.-. Otomatis harga jual juga jadi bertambah karena untuk menutup ongkos angkut nya. Itu lah yang menjadi dasar pemikiran bahwa biaya ongkos angkut ke titik sasaran juga harus dipikirkan bagaimana bisa masuk dalam batang tubuh anggaran SOA dari kementerian itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *