TARAKAN – Komisi 4 DPRD Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Tarakan.
Hal itu, disampaikan saat Anggota Komisi 4 DPRD Provinsi Kaltara mengadakan pertemuan dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kaltara di SLB Kota Tarakan, Kamis (2/3).
Salah satu keluhan yang disampaikan khususnya orang tua siswa, terkait transportasi menuju ke sekolah karena sebagian besar siswa tinggalnya di Kota. Sedangkan lokasi sekolah, berada di Juata Kerikil, Kecamatan Tarakan Utara.
“Jadi kita sharinglah, kalau memang bisa menggunakan bus yang dari pemkot (Pemerintah Kota) Tarakan kita gunakan. Tapi kalau gak ada, kita pengadaan tapi kita konfirmasi dulu karena kalau pengadaan itu kan panjang jalannya harus dianggarkan, lelang, lihat ekatalog dan sebagainya jadi kita sharing dulu untuk jangka pendeknya,” kata Anggota Komisi 4 DPRD Provinsi Kaltara Syamsuddin Arfah, Minggu (5/3/23).
Keluhan lainnya, soal sarana dan prasarana. Lahan SLB di Kota Tarakan yang sempit, tidak memungkinkan untuk dilakukan pengembangan.
“Memang harus memperluas, cuma lahannya yang tidak bisa dikembangkan kalau mau diperluas. Sehingga memang kita akan pikir untuk Tarakan, mungkin kita melakukan pengadaan prasarana baru dalam bentuk SLB baru untuk penambahan ini juga jadi perhatian kita,” ujar politisi PKS.
Terkait guru, pihak SLB berharap ada penambahan. 3 orang dari Kota Tarakan yang telah diterima, diharapkan bisa ditempatkan di SLB Kota Tarakan karena kekurangan guru.
“Jadi 3 orang Tarakan yang diterima di Provinsi itu, mereka izin untuk yang 3 orang itu dialihkan ke Tarakan. Hanya saja pemprov (Pemerintah Provinsi) mau menganalisa dulu mekanisme, sistem dan teknisnya,” tambah Syamsuddin.
Diharapkan guru yang ditempatkan di SLB, sesuai dengan spesifikasinya. Sebab mendidik anak berkebutuhan khusus, pelru kesabaran, ketekunan dan telaten.
“Kita berharap mereka ada TPP lah untuk mereka itu, sedang kita minta untuk penambahan gaji guru mereka. Soalnya tidak semua orang bisa dan jarang yang mau mendaftar dan mengajar di SLB, karena dibutuhkan keahlian/keterampilan dan lain sebagainya makanya kita menganggap bahwa ini perlu mereka adanya tambahan TPP,” tutup Syamsuddin.